Sejarah Desa Giri Tembesi

Terletak di bawah bukit Tembesi, Desa Giri Tembesi menyimpan kisah inspiratif tentang perjuangan dan semangat kemandirian warganya. Dahulu desa ini merupakan bagian dari Desa Banyu Urip, sebuah Desa yang luas dan populasi yang padat. Pada Mei 2010 masyarakat Giri tembesi mempunyai keinginan tinggi untuk membangun desa sendiri, yang diyakini dapat lebih fokus dalam menangani permasalahan dan meningkatkan kesejahteraan di wilayah Giri Tembesi. Nama Giri Tembesi dicetuskan oleh tokoh masyarakat yang bernama I Wayan Ladre. Arti dari nama Desa Giri Tembesi, Giri yang berarti bukit dan Tembesi di ambil dari nama sebuah bukit yang berada di tengah-tengah Desa Giri Tembesi.

Desa Giri Tembesi mekar pada tahun 2010, yang di inisiasi oleh perjuangan masyarakat. Pergerakan di mulai dengan pengadaan lahan di akhir tahun 2010. Pada awal tahun 2011 mendapatkan lahan dari swadaya selama kurun waktu 2 tahun. Selanjutnya di tahun 2012 dilanjutkan dengan pemilihan Kepala Desa, dan saat itu kepala desa yang terpilih adalah Bapak Daharudin. Perjalanan pemekaran desa tidaklah mudah, diperlukan waktu, perjuangan, dan pengorbanan yang besar juga dari seluruh elemen masyarakat. Berbagai pertemuan, diskusi dan sosialisasi dilakukan untuk membangun pemahaman dan dukungan dari seluruh warga Desa Giri Tembesi.

Desa Giri Tembesi merupakan salah satu desa yang terletak diantara 11 desa diwilayah kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat. Wilayahnya seluas 591.712 Ha. Adapun jumlah dusun yang berada di wilayah desa Giri Tembesi terbagi menjadi 7 Dusun, yaitu Dusun Lilin, Celuk Gedang, Gumesa Utara, Gumesa Tengah, Gumesa Selatan, Gumesa Timur, dan Pendem Baru. 4 dusun masyarakatnya bermayoritas agama Islam dan 3 dusunnya lagi mayoritas agama Hindu.

Desa ini terkenal dengan nilai toleransi yang tinggi antara umat islam dan hindu dari berbagai aspek kehidupan sehari-hari, kedua agama ini saling menghormati dan menghargai kepercayaan masing-masing. Pada aktivitas sosial dan ekonomi, mereka saling membantu dalam kegiatan-kegiatan seperti petani, buruh tani, peternak, dan lainnya. Tentunya dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Hal ini membantu mempertahankan kekayaan budaya masing-masing.